Bal’am salah satu ulama muslim Bani Israil yang hidup dalam kalangan orang kafir. Kelebihan yang Allah berikan kepadanya antara lain bisa melihat arasy sedang ia berada di bumi. Ia salah satu orang yang mustajabah doa. Apapun yang diminta dengan begitu cepat terpenuhi. Dalam majlis pengajiannya disediakan dua belas ribu tempat tinta bagi murid-muridnya yang menulis ilmu beliau akan tetapi dipenghujung kehidupan terbujuk dengan harta benda dunia, akhirnya mendapat azab di dunia yaitu ditarik lidah keluar sampai ke dadanya. Berikut kisah yang diutarakan Ibnu Abbas. Suatu hari Nabi Musa hendak memerangi kaum Jabarin, beliau telah sampai dan menempati bumi kan’anin salah satu kawasan Syam, datang Bal’am menemui nabi Musa as.
Setelah Kaum Jabarin mengetahui kekuatan nabi Musa. Mereka mengadu kepada Bal’am: wahai Bal’am ! Musa itu orang kuat, tentaranya banyak. Kedatangannya ke negeri ini untuk mengusir dan membunuh kami kemudian menyerahkan negeri kami kepada Bani Israil. Anda itu kan orang yang mustajabah doa maka berdoalah kepada tuhan-Mu agar menolak mereka dari kami. Bal’am menjawab: celaka kalian, Musa itu nabi Allah, dijaga para malaikat dan orang-orang beriman. Bagaimana mungkin saya berdoa memudharatkan mereka. Saya diilhami Allah akan ilmu yang tidak diberikan kepada kalian. Jika saya lakukan itu, maka dunia dan akhiratku hilang. Permintaan Jabarin ditolak Bal’am. Akan tetapi, mereka bersikeras dan mendesak Bal’am untuk berdoa. Saya tidak berdoa sebelum melihat dalam tidurku apa yang diperintah Allah buatku. Pada malam itu, Bal’am bermimpi yang isinya: wahai Bal’am jangan kamu berdoa untuk memudharat orang beriman.
Keesokan harinya menyampaikan isi mimpinya kepada kaum Jabarin: “saya telah meminta kepada tuhanku apa yang kalian ingin. akan tetapi, ditolak. kemudian untuk memuluskan niat mereka kepada Bal’am, diberikan Bal’am berupa hadiah yang menggiurkan. Ternyata hadiah itu diterimanya. Setelah itu Kaum Jabarin kembali menemui Bal’am. Kata Bal’am kepada mereka: “hingga saya diperintah, saya telah meminta kepada tuhanku tetapi tidak diperintahkan aku dengan apa-apa. Kata mereka: Jika tuhan menbencimu berdoa, sungguh ia telah melarang kamu sebagaimana telah dilarang pada kali pertama. Senantiasa mereka bertazarruk kepada Bal’am sehingga mereka memfitnahnya.
Setelah terfitnah, Bal’am menaiki seekor keledai menuju ke gunung Husban untuk melihat laskar Bani Israil dengan menaiki seekor keledai. tidak jauh keledai itu berjalan tiba-tiba menderum. Bal’am turun memukul kendaraannya itu. Keledai itu berjalan lagi. tidak lama kemudian kembali menderum. Bal’am turun lagi untuk memukul keledainya dan seperti itu terjadi beberapa kali. Allah mengizinkan keledai berbicara. Ucapan keledai jadi hujjah. “Celaka kamu hai Bal’am kemana kamu pergi. Apakah kamu tidak melihat malaikat dihapanku sedang menolak saya kebelakang? Celaka kamu, kamu berjalan kepada nabiyullahdan orang beriman lalu kamu berdoa mudharat atas mereka. Bal’am tidak menggubris. Allah memuluskan keledai itu berjalan hingga sampai puncak gunung husban. Di situ Bal’am berdoa mudharat kepada nabi Musa. Tatkala berdoa dengan keburukan, Allah memalingkan lisannya kepada kaumnya. Ketika berdoa kebaikan kepada kaumnya Allah memalingkan kepada kaum Bani Israil.
kaumnya berkata: hai Bal’am apakah kamu tau apa yang telah kamu lakukan? Kamu berdoa manfaat kepada mereka dan mudharat kepada kami. Jawabnya: ini tidak aku kuasai tapi ini Allah yang mengusai. Saat itu, lidahnya menjulur keluar sampai ke dada seperti lidah anjing. Sekarang saya telah hilang dunia dan akhirat dan yang tinggal hanyalah tipuan. Akan saya beri tau kalian cara mengalahkan tentara nabi musa: pilihlah wanita-wanita cantik diantara kalian, hiasi mereka dan berikan kepada mereka barang-barang dagang kemudian suruh mereka berjualan di tenda-tenda laskar Bani Israil. Intruksikan mereka agar tidak menegah laki-laki yang merayu mereka. Jika laskar Musa berzina dengan wanita kita itu sudah cukup. Perintah itu mereka lakukan. tatkala wanita-wanita itu memasuki laskar, melintas seorang wanita kan’anin dihadapan pembesar Bani Israil dan ia pimpinan suku syama’un bin ya’qub. Melihat wanita cantik itu tiba –tiba berdiri sambil memegang tangan wanita itu karena terpesona dengan kecantikannya kemudian menghadap nabi Musa seraya berkata: saya menduga, anda akan berkata: ini haram atasmu. Jawab beliau: ya itu haram buat mu maka jangan hampiri. Katanya: demi Allah kami tidak patuh kepadmu. Kemudian dia membawa masuk wanita itu kedalam sebuah kemah maka terjadilah perzinaan. dihari itu, mereka ditimpakan penyakit ta’un Maka matilah mereka sebanyak tujuh puluh ribu orang.
Kejadian yang dialami Bal’am, Allah utarakan dalam alquran surat al-‘Araf:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ .(175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176)
Artinya: dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah kami berikan ayat-ayat kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda) maka jadilah dia termasuk orang yang sesat (175). Dan sekiranya kami menghendaki niscaya kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya pula. Demikian perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir(176).
Referensi: Hasyiah Shawi ‘ala Tafsir Jalalain, Juz.II, hal 132.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar