Hidup Mandiri

Pemuda Deunong Love Valentine's Day Pumping Heart

Kamis, 29 Juni 2017

APAKAH KITA BEBAS MEMILIH MAZHAB FIKIH?

Sebagian kalangan menganalogikan mazhab fikih seperti pakaian. Kita bebas memilih mazhab fikih, sebagaimana kita bebas memilih berbagai jenis pakaian, karena yang penting adalah menutup aurat. Menurut saya, analogi itu kurang tepat, bahkan dapat dikatakan al-qiyas ma'al fariq (mengqiyaskan sesuatu pada sesuatu yang berbeda). Al qiyas ma'al fariq hukumnya bathil. Alasannya adalah:
1. Pakaian itu sesuatu yang sederhana dan dapat digonta ganti kapan saja, tanpa perlu belajar bertahun tahun. Sedangkan mazhab itu sesuatu yang kompleks yang perlu dipelajari bertahun tahun, sehingga tidak bisa digonta ganti semudah menggonta ganti pakaian.
2. Komponen yang membedakan satu pakaian dengan pakaian lain bersifat hissiyah (konkrit), seperti warna dan benang, sehingga bisa dengan mudah dibedakan oleh semua orang baik awam atau 'alim. Mereka bebas menentukan pilihannya. Sedangkan komponen yang menyusun mazhab bersifat ma'nawi (abstrak) yang tidak mudah dibedakan oleh orang 'awam. Mazhab terdiri dari fatwa mujtahid muthlaq, mujtahid mazhab, mujtahid fatwa, mujtahid tarjih, ahli fikih dengan berbagai tingkatan yang mengelaborasi nash dengan menggunakan berbagai jenis qiyas yang di dalamnya memakai berbagai masalikul 'illah yang berbeda beda antara satu mazhab dengan mazhab lainnya.
Oleh karenanya, mazhab -menurut saya- lebih cocok dianalogikan seperti sebuah rumah sakit atau lembaga pendidikan sekolah. Alasannya:
1. Rumah sakit juga terdiri dari berbagai komponen yang kompleks, seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, pasien, obat obatan dengan berbagai jenis dan dosis.
Membebaskan orang 'awam memilih mazhab sesuka hatinya sama seperti membebaskan mereka memilih rumah sakit dan obat obatan sesuka hatinya, tanpa ada rekom atau rujukan dari dokter ahli. Tentu hal ini berbahaya, karena tidak semua rumah sakit dan obat obatan sesuai untuk semua jenis penyakit. Merekomendasi satu rumah sakit bukan berarti rumah sakit lain salah semua. Membebaskan mereka pergi ke semua rumah sakit akan membuat resep resep obat akan tumpang tindih. Kecuali kalau rumah sakit itu sudah "angkat tangan" tidak sanggup lagi menangani pasien itu, maka monggo ke rumah sakit lain.
Demikian juga dengan pilihan mazhab, orang awam harus dibimbing untuk belajar satu mazhab fikih khusus yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut. Membebaskan mereka belajar semua mazhab akan membuat "resep resep" hukum menjadi tumpang tindih. Mewajibkan mereka belajar satu mazhab fikih tertentu, bukan berarti mazhab fikih lain salah. Kecuali kalau mereka sudah pintar memilah dan memilih maka silahkan mempelajari dan mengamalkan mazhab lain yang mu'tabar dibawah bimbingan lembaga pendidikan atau ulama ahli mazhab tersebut.
2. Mazhab itu dapat juga diumpamakan seperti sekolah, karena sekolah juga terdiri dari komponen yang kompleks seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru berbagai mata pelajaran, kurikulum, peraturan administrasi sekolah, komite sekolah dan sebagainya. Membebaskan seorang anak atau orang awam memilih mazhab sesuka hatinya sama seperti membebaskan mereka memilih sekolah sesuka hatinya. Tentu ini tidak logis, karena tidak semua sekolah sesuai dengan kondisi sosial anak tersebut. Mewajibkan mereka memilih sekolah tertentu bukan berarti sekolah lain salah semua.
Sangat tidak mungkin seorang anak hari ini belajar di sekolah SMP, besok di MTsN, lusa di SMP lagi, kemudian di MTsN lagi. Hari ini kuliah di kedokteran, besok di teknik, lusa di tarbiyah, kemudian di pertanian. Mengonta ganti sekolah atau tempat kuliah sesuka hatinya tidak sama seperti menggonta ganti pakaian. Demikian juga mazhab, tidak mungkin kita membebaskan anak anak dan orang awam hari ini belajar dan beramal mazhab syafi'i, besok maliki, lusa hanafi. Menggonta ganti mazhab tidak seperti menggonta ganti pakaian.
Oleh karenanya anak anak dan orang awam itu diwajibkan mempelajari satu mazhab fikih yang sesuai dengan kondisi lingkungannya, agar fikiran mereka tidak kacau dan "resep" hukum jadi teratur. Adapun untuk pakar dan 'alim boleh boleh saja mempelajari berbagai mazhab, sama seperti seorang pakar multi talenta, hari ini mengajar di teknik, besok di kedokteran, lusa di manajemen. Hal ini bisa saja terjadi, karena ia telah bergelar Dr. Ir. MM dan sebagainya. Tapi ingat, orang seperti ini hanya puluhan, sedangkan masyarakat awam itu jutaan. Apakah kita akan "memaksakan" agar orang awam sama dengan para pakar itu?
Latar belakang historis dan kondisi sosial masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia umumnya yang menganut mazhab Syafi'i dalam bidang fikih yang telah "dikawal" oleh lembaga pesantren (dayah) selama berabad lamanya, dapat menjadi landasan kuat mengapa mazhab tersebut yang dipilih dan disebarkan oleh ulama ulama nusantara zaman dahulu hingga sekarang.
Wallahua'lam bishshawab

Sabtu, 24 Juni 2017

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).



Kerusakan Petasan dan Kembang Api

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Ketika kami melewati beberapa jalan di Banda Aceh, sudah tak asing lagi berkeliarannya penjualan petasan, kembang api dan kembang api di pinggiran jalan. Bahkan ada kembang api yang panjangnya sekitar 1 m. Bagaimana tinjauan Islam terhadap petasan dan bolehkah menjualnya?
Islam Melarang Tindak Pengrusakan
Islam sangat tidak suka dengan kekerasan dan pengrusakan, termasuk pula dalam hal menindak kejahatan. Islam sangat mencintai sikap lemah lembut kala bertindak. Tindak pengrusakan pun sangat tidak disenangi Islam. Muslim yang baik adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti yang lain.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41). Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 1/38, Asy Syamilah).
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا ضَرَرَ ولا ضِرارَ
Janganlah membuat bahaya (terhadap orang yang tidak membuat bahaya terhadapmu). Janganlah pula membuat bahaya (dalam rangka membalas dendam)” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3/77, Al Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Makna dalam hadits tersebut diisyaratkan oleh Ibnu Daqiq Al ‘Ied berdasarkan pendapat dari sebagian ulama (Ad Durotus Salafiyah Syarhul Arba’in An Nawawiyah, 225).
Kerusakan Petasan dan Kembang Api
1. Petasan memberikan mudharat pada orang lain bahkan untuk diri sendiri. Ada yang celaka bahkan mati gara-gara bermain petasan. Petasan pun menimbulkan bahaya karena suara bising yang ditimbulkan. Bahkan pengaruh explosive-nya bisa membahayakan orang lain. Dari dalil-dalil di atas yang kami sebutkan sudah menunjukkan terlarangnya petasan. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut.” (Syarh Al Bukhari, 1/38). Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau menimbulkan bahaya yang lebih dari itu?!
2. Membelanjakan uang untuk membeli petasan, mercon dan kembang api termasuk bentuk pemborosan karena termasuk menghambur-hamburkan bukan dalam jalan kebajikan.
Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).  Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin membuat manusia menjauhi sikap boros  dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.” Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).” Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8/474-475). Coba jika serupiah disumbangkan atau dishodaqohkan untuk jalan kebaikan, apalagi di bulan suci Ramadhan yang pahala semakin berlipat? Mengapa orang tua lebih senang anaknya diberi petasan padahal bisa membahayakan diri daripada memanfaatkan uangnya untuk hal yang lebih bermanfaat seperti disisihkan untuk sedekah atau beri makan berbuka? Hanya Allah yang beri taufik.
3. Asal muasal tradisi petasan dan kembang api sebenarnya bukan dari Islam tetapi dari budaya non muslim, yaitu dari negeri Cina. Tradisi petasan dan kembang api sendiri bermula di Cina pada abad ke-11,  kemudian menyebar ke Jazirah Arabia pada abad ke-13 dan selanjutnya ke daerah-daerah lain. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad 2/50 dan Abu Daud no. 4031. Shahih, kata Syaikh Al Albani).
Jual Beli Petasan dan Kembang Api
Islam melarang jual beli yang berdampak buruk pada orang banyak. Oleh karenanya, Islam melarang menimbun barang sehingga memudharatkan orang banyak. Begitu pula Islam melarang pedagang luar kota dicegat masuk ke dalam kota, lalu barangnya dibeli. Akhirnya harga barang tersebut bertambah mahal dan memudhorotkan orang banyak, beda halnya jika pedagang pertama menjualnya sendiri. Karena sebab menimbulkan bahaya pada orang lain bahkan pada diri sendiri, jual beli petasan dan kembang api adalah jual beli yang terlarang.
Islam cinta kedamaian dan benci pengrusakan.
Wallahu waliyyut taufiq. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Kerusakan Petasan dan Kembang Api

petasan adalah pemborosan

sumber : http://rumaysho.com/jalan-kebenaran/kerusakan-petasan-dan-kembang-api-1898

Kamis, 22 Juni 2017

Do'a Saat Berpisah dengan Ramadhan

Do'a Saat Berpisah dengan Ramadhan

Assalamualaikum wr wb,

Di balik kebahagiaan kita menjelang satu Syawal, ada berbagai rasa yang bisa kita rasakan baik itu sedih, rindu hingga berlinang air mata. Bukan karena tidak bersyukur untuk menyambut hari raya Idul Fitri, namun lebih karena kesedihan tatkala harus berpisah dengan bulan Ramadhan nan suci ini.

Dan jika saja pertanyaan ini ditanyakan kepada setiap umat Muslim," Maukah Anda berpisah dengan bulan Ramadhan ini???, saya yakin semuanya menjawab ..... tidaaak mauuuuuu!!!. Tapi itulah waktu, setiap ada pertemuan ... ada pula perpisahan. Tinggal bagaimana memaknai perpisahan tersebut.

Yuk, lebih baik kita isi perpisahan dengan Ramadhan yang selalu kita rindukan dengan doa.

----------------------------------------------------
Doa Imam Ali Zainal Abidin (sa), cucu Rasulullah saw, saat berpisah dengan bulan Ramadhan:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

1) Ya Allah, wahai Dia yang tidak mengharapkan balasan

2) Wahai Dia yang tidak menyesali pemberian

3) Wahai Dia yang tidak membalas dengan setimpal

4) Anugrah-Mu permulaan, ampunan-Mu kebaikan, siksa-Mu keadilan, ketentuan-Mu sebaik-baik pilihan.

5) Jika Engkau memberi tidak Kaucemari dengan tuntutan. Jika Engkau menahan tidak Kautahan pemberian-Mu dengan kezaliman.

6) Engkau syukuri orang yang bersyukur pada-Mu. Padahal Kauilhamkan padanya
mensyukuri-Mu.

7) Kaubalas orang yang bersyukur pada-Mu. Padahal Kauajarkan padanya memuji-Mu.

8) Kausembunyikan aib orang yang kalau Kaukehendaki Kaudapat mempermalukannya. Kau sangat pemurah kepada orang yang kalau Kaukehendaki Kaudapat menahannya. Keduanya layak Kaupermalukan atau Kautahan. Namun Kautegakkan perbuatan-Mu atas karunia, Kau alirkan kuasa-Mu atas ampunan.

9) Engkau sambut orang yang menentang-Mu dengan santun. Engkau biarkan orang yang berbuat zalim pada dirinya. Engkau tunggu mereka dengan sabar sampai mereka kembali kepada-Mu. Engkau tahan mereka untuk tidak segera bertaubat supaya yang binasa tidak binasa karena-Mu, dan orang yang celaka tidak celaka karena nikmat-Mu. Tetapi hanya setelah Engkau lama membiarkan mereka dan setelah Kausampaikan rangkaian bukti atas mereka, sebagai kemurahan ampunan-Mu wahai Yang Maha Pemurah, sebagai anugrah kelembutan-Mu wahai Yang Maha Santun.

10) Engkaulah yang membukakan kepada hamba-hamba-Mu pintu menuju maaf-Mu. Engkau namakan pintu itu taubat. Engkau berikan petunjuk dari wahyu-Mu kea rah pintu itu supaya mereka tidak tersesat dari situ. Engkau berfirman: “Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang tulus, semoga Tuhanmu akan menghapus kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”

11) Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia, sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka, seraya mereka berkata: Ya Tuhan kami, sempurnakan bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At-Tahrim, 66: 8)
Apalagi alasan orang yang alpa memasuki rumah itu setelah pintu dibukakan dan petunjuk ditegakkan.

12) Engkaulah yang menahan harga untuk hamba-hamba-Mu. Kauingin mereka berlaba dalam berniaga dengan-Mu dan beruntung berkunjung kepada-Mu. Maka Engkau berfirman Mahamulia dan Mahatinggi nama-Mu: “barangsiapa yang membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.” (Al-An’am, 6: 160)

13) Engkau berfirman: “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Baqarah: 261)
Engkau berfirman: “Barangsiapa meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat-gandakan baginya berkali-kali lipat.” (Al-Baqarah: 245). Dan ayat-ayat seperti itu dalam Al-Qur’an tentang kebaikan yang dilipat-gandakan.

14) Engkau yang menunjuki mereka dengan firman-Mu dan dorongan-Mu yang di dalamnya keberuntungan mereka, yang sekiranya Kaututupkan dari mereka, mata mereka tidak melihatnya, telinga mereka tidak mendengarnya, khayal mereka tidak menangkapnya. Maka Engkau berfirman: “Ingatlah Aku, Aku pasti mengingatmu. Bersyukurlah pada-Ku dan jangan ingkar.” (Al-Baqarah: 152).
Engkau juga berfirman: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahi kamu. Jika kamu ingkar, sungguh azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim, 14: 7)

15) Engkau berfirman: Beroalah kamu kepada-Ku, akan Aku jawab doamu. Sungguh orang-orang yang sombong dari ibadat kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina (Al-Mukmin: 60)
Engkau namakan doa kepada-Mu sebagai ibadah, meninggalkannya kesombongan
Engkau ancam orang yang meninggalkannya masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.

16) Sehingga
mereka mengingat-Mu karena karunia-Mu
mereka bersyukur kepada-Mu karena anugrah-Mu
mereka menyeru-Mu karena perintah-Mu
mereka bersedekah karena karena-Mu
karena mengharapkan tambahan-Mu
Di situ keselamatan mereka dari murka-Mu
dan kebahagiaan mereka dengan ridha-Mu

17) Sekiranya ada makhluk yang menunjukkan makhluk lain
seperti Engkau tunjukkan kepada hamba-hamba-Mu
pastilah dia akan disifati dengan kebaikan
akan digambarkan dengan kedermawanan
akan disayangi semua lisan
Bagi-Mu segala pujian
selama masih ada cara untuk memuji-Mu
selama ada kata sanjungan untuk menyanjung-Mu
selama ada makna yang dapat diungkapkan untuk memuji-Mu

18) Wahai Dia yang menampakkan kelayakannya dipuji
dengan kebaikan dan karunia
dan mencurahkan kepada mereka nikmat dan anugrah
Betapa banyaknya nikmat yang Kausebarkan kepada kami
Betapa luasnya anugrah-Mu yang Kau berikan kepada kami
Betapa istimewanya kebaikan yang Kau limpahkan kepada kami

19) Kau tunjuki kami pada agama-Mu yang Kaupilih
pada millah-Mu yang Kauridhai
pada jalan-Mu yang Kau mudahkan
Kau tampakkan kepada kami kedekatan pada-Mu
dan kedatangan pada kemurahan-Mu

20) Ya Allah, di antara pilihan kewajiban itu dan yang paling istimewa dari kewajiban itu Engkau jadikan bulan yang Kauistimewakan ia dari semua bulan, Kaupilih ia dari semua waktu dalam setahun dengan Al-Qur’an dan cahaya yang Kauturunkan di dalamnya, dengan keimanan yang Kautingkatkan di dalamnya, dengan puasa yang Kauwajibkan di dalamnya, dengan qiyamul layl yang Kaugemarkan di dalamnya, dengan malam Al-Qadar yang lebih baik dari seribu bulan yang Kauagungkan di dalamnya.

21) Kemudian Kauistimewakan kami dengan keutamaannya, Kaupilih kami tidak pengikut agama yang lain. Maka kami berpuasa atas perintah-Mu pada waktu siangnya, kami berdiri salat dengan bantuan-Mu pada malam harinya, mempersembahkan diri kami dengan puasa dan salat malamnya kepada kasih-Mu, yang Kautumpahkan kepada kami melalui itu, kami dapat memperoleh pahala-Mu
Engkau Penuh dengan apapun yang diinginkan dari-Mu
Engkau Pemurah dengan apapun yang diminta dari karunia-Mu
Engkau Dekat dengan orang yang berusaha mendekati-Mu

22) Bulan ini telah hadir di tengah-tengah kami dengan kehadiran yang terpuji
Telah menemani kami dengan persahabatan sejati
Telah menguntungkan kami dengan keuntungan terbaik di seluruh alam
Tiba-tiba ia meninggalkan kami pada akhir waktunya, pada ujung jangkanya, pada kesempurnaan bilangannya.

23) Kami ingin mengucapkan selamat tinggal kepadanya
Selamat tinggal kepada dia yang menyedihkan perpisahannya, yang merisaukan dan merindukan kami kepergiannya. Untuknya punya janji, janji yang dijaga, kesucian yang dipelihara, hak yang dipenuhi.
Kami sampaikan kepadanya: Salam bagimu wahai bulan Allah yang agung, wahai hari raya para kekasih-Nya.

24) Salam bagimu wahai waktu termulia yang menyertai kami, wahai bulan terbaik di antara semua hari dan saat.

25) Salam bagimu bulan yang di dalamnya harapan didekatkan, amal disebarkan.

26) Salam bagimu sahabat yang paling bernilai ketika dijumpai dan paling menyedihkan ketika ditinggalkan, kawan yang ditunggu yang menyedihkan perpisahannya.

27) Salam bagimu kesayangan yang datang membuat gembira dan bahagia, dan meninggalkan kesepian dan dukacita.

28) Salam bagimu tetangga yang bersamanya hati melembut dan dosa berkurang.

29) Salam bagimu yang membantu kami menghadapi setan, yang memudahkan kami jalan-jalan kebaikan.

30) Salam bagimu
Betapa banyaknya orang yang terbebas di dalamnya!
Betapa bahagianya orang yang menjaga kesucianmu karenamu.

31) Salam bagimu, betapa banyak dosa yang kamu pupuskan, betapa banyak aib yang kamu tutupi!

32) Salam bagimu, betapa panjangnya hari-harimu bagi pendosa, betapa agungnya kamu bagi orang beriman!

33) Salam bagimu, bulan yang tidak tertandingi hari-hari mana pun.

34) Salam bagimu, bulan yang sejahtera segalanya.

35) Salam bagimu, duhai yang persahabatannya tidak dibenci, duhai yang pergaulannya tidak tercela.

36) Salam bagimu, sebagaimana kau datang kepada kami membawa berkah, dan kau bersihkan kami dari noda kesalahan.

37) Salam bagimu, duhai yang tidak meninggalkan kebosanan, dan puasanya tidak meninggakan penyakit.

38) Salam bagimu, duhai yang dicari sebelum waktunya, duhai yang ditangisi sebelum kepergiannya.

39) Salam bagimu, betapa banyak kejelekan dipalingkan karenamu, betapa banyak kebaikan dilimpahkan kepada kami karenamu.

40) Salam bagimu dan bagi malam Al-Qadar yang lebih baik dari seribu bulan

41) Salam bagimu, betapa senangnya kami kepadamu kemarin
betapa rindunya kami kepadamu esok!

42) Salam bagimu dan bagi keutamaanmu yang sekarang ditepiskan dari kami, dan bagi keberkahan dilepaskan dari kami.

43) Ya Allah, kami pecinta bulan ini. Dengannya Kau muliakan kami. Telah Kau untungkan kami ketika orang durhaka tidak mengetahui waktunya, ketika orang celaka dijauhkan dari keutamaannya.

44) Engkaulah kekasih, Kauistimewakan kami untuk mengenalnya, Kautunjuki kami pada sunnahnya. Dengan taufik-Mu kami berusaha untuk berpuasa dan salat malam, dengan segala kekurangan telah kami lakukan yang sedikit dari yang banyak.

45) Ya Allah, bagi-Mu segala pujian dengan pengakuan akan keburukan dan kesadaran akan kelalaian. Bagi-Mu dari lubuk hati kami penyesalan yang paling dalam, dari lidah kami permohonan maaf yang paling tulus. Berilah kami pahala dengan segala kekurangan yang yang menimpa kami di bulan ini pahala yang menyampaikan pada kemuliaan yang diharapkan, dan memperoleh bermacam kekayaan yang dirindukan.

46) Pastikan bagi kami ampunan-Mu untuk kekurangan kami memenuhi hak-Mu di bulan ini. Dengan sisa umur kami sampaikan kami pada bulan Ramadhan yang akan datang. Jika Engkau sudah sampaikan kami padanya bantulah kami untuk melakukan ibadah yang layak untuk-Mu, bimbinglah kami untuk menegakkan ketaatan yang pantas untuk-Mu, berilah kami amal saleh yang memenuhi hak-Mu dalam dua bulan ini: Ramadhan ini dan Ramadhan yang akan datang dari seluruh bulan.

47) Ya Allah, apa saja dosa besar dan kecil yang kami lakukan di bulan ini, atau kedurhakaan yang kami kerjakan, atau kesalahan yang kami langgar dengan sengaja atau lupa, baik kezaliman pada diri kami atau pelanggaran terhadap kehormatan yang lain, maka sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Tutuplah kami dengan penutupan-Mu. Ampuni kami dengan ampunan-Mu.

48) Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya. Selamatkan kami dari bencana berkat bulan Ramadhan. Berkahi kami pada hari raya kami dan saat berbuka kami. Jadikanlah ia hari yang terbaik yang melewati kami, yang paling dapat menarik ampunan-Mu, yang paling cepat menghapus dosaku. Ampuni dosa-dosa kami yang tampak dan tersembunyi.

49) Ya Allah, dengan berlalunya bulan ini lepaskan kami dari kesalahan kami, dengan keluarnya bulan ini keluarkan kami dari kesalahan kami. Jadikan kami dengan bulan ini, orang yang paling bahagia, orang yang besar memperoleh bagian, orang yang paling tinggi mendapat keuntungan.

50) Ya Allah, barangsiapa memelihara bulan ini dengan sebenarnya, menjaga kehormatannya dengan sebenarnya, menegakkan hukum-hukumnya dengan sebenarnya, menjaga diri dari dosa-dosa dengan sebenarnya, mendekatkan diri kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya, yang memastikan ridha-Mu dan mengundang kasih-Mu.
Berilah kami yang seperti itu dari kekayaan-Mu. Karuniakan kepada kami yang berlipat-ganda dari anugrah-Mu, karena anugrah-Mu tidak pernah berkurang bahkan berlipat, khazanah kebaikan-Mu tidak pernah menghilang, dan pemberian-Mu pemberian yang penuh kebahagiaan.

51) Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluaganya, tuliskan bagi kami seumpama pahala orang yang berpuasa dan beribadah kepada-Mu di bulan ini sampai hari kiamat.

52) Ya Allah, kami bertaubat kepada-Mu pada hari fitri kami, yang Kaujadikan bagi kaum mukminin sebagai hari raya dan bahagia, bagi pengikut agama-Mu tempat berkumpul dan bersama. Kami bertaubat dari setiap dosa yang kami lakukan, dari setiap kesalahan yang kami dahulukan atau getaran jahat yang kami sembunyikan, dengan taubat yang tidak membawa kami kembali pada dosa, dan tidak kembali sesudahnya pada kesalahan; dengan taubat yang tulus dan bersih dari syak dan keraguan. Terimalah taubat kami, ridhai kami, teguhkan kami di dalamnya.

53) Ya Allah, berikan kepada kami ketakutan akan balasan yang diancamkan, dan kerinduan pada pahala yang dijanjikan. Sehingga kami dapat menentukan kelezatan yang dari-Mu kami mohonkan, dan penderitaan yang dari-Mu kami minta perlindungan.

54) Jadikan kami di sisi-Mu orang-orang yang bertaubat, yang telah Kaupastikan bagi mereka cinta-Mu, dan Kauterima mereka yang kembali mentaati-Mu, wahai Yang Paling Adil dari segala yang adil.

55) Ya Allah, ampuni juga ayah dan ibu kami dan semua pemeluk agama kami yang terdahulu dan yang kemudian sampai hari kiamat.

56) Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad nabi kami dan keluarganya, seperti Kausampaikan shalawat kepada para malaikat muqarrabin. Sampaikan shalawat kepadanya dan keluarganya seperti Kausampaikan shalawat kepada para nabi yang diutus. Sampaikan shalawat kepadanya dan keluarganya seperti Kausampaikan shalawat kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Dan yang lebih utama dari itu, ya Rabbal ‘alamîn. Dengan shalawat yang kebeekahannya sampai kepada kami, yang manfaatnya menggapai kami, yang karenanya diijabah doa kami.

Engkaulah Yang Paling Pemurah dari siapapun yang diharapkan
Engkau Yang Paling Mencukupi dari siapapun yang diandalkan
Engkaulah Yang Paling Memberi dari siapapun anugrahnya dimohonkan
Dan Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Kitab Ash-Shahifah As-Sajjadiyah doa ke 45)

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H
Mohon Maaf Lahir-Batin

Wassalamualaikum wr wb
-----------------------------------------
berguru kepada : Dewan Guru Tpa Tgk Meurah

Kamis, 01 Juni 2017

Makna, Hukum, Hikmah dan Keutamaan Puasa Ramadhan


✅ Pertama: Makna Puasa

Pengertian puasa

Pengertian puasa
Secara istilah puasa berasal dari bahasa arab saum atau siyam, yang artinya menahan atau mencegah diri dari sesuatu.
Secara bahasa puasa berarti menghindari atau menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa yang dilakukan secara sengaja mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Tujuan dilakukan puasa adalah untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang bertaqwa dan senantiasa mendekatkan diri kepada allah swt.
Macam-macam puasa
Puasa wajib
Puasa ramadhan, adalah puasa yang dilaksanakan selama bulan ramadhan dari awal bulan sampai akhir.
Puasa nazar, adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang karena janji kepada allah, puasa nazar hukumnya menjadi wajib dilaksanakan, setelah keinginan atau harapan orang yang bernazar dikabulkan oleh allah.
Puasa kaffarah, puasa kafarah disebut juga dengan puasa tebusan. Jadi, puasa kaffarah adalah puasa untuk menebus dosa atau membayar denda karena melanggar sesuatu yang dilarang agama.
Ada pelanggaran yang dapat ditebus dg puasa kaffarah, yakni:
Mencelakakan orang lain
Melakukan pelanggaran yang dilakukan secara sengaja, dsb.
Puasa sunah
Yang termasuk puasa sunnah.
Puasa senin kamis, yakni puasa yang dilakukan pd hari senin & kamis
Puasa syawal, yaitu puasa yg dilakukan pd bulan syawal / puasa 6 hari setelah idul fitri
Puasa asyura, puasa yg dilakukan pd tgl 10 muharram
Puasa ‘arafah, yakni puasa pd tgl 9 dzulhijjah, puasa ini bertepatan dg wuquf di padang araffah oleh jamaah haji, puasa arafah disunahkan bagi umat islam yg tdk menjalankan ibadah haji.
Puasa dipertengahan bulan hijriyah, yaitu puasa yg dilaksanakan setiap tgl 11, 12 dan 13 bulan hijriyah, kecuali bulan dzulhijjah.
Puasa wajib apabila dilaksanakan akan mendapat pahala, tetapi jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Berbeda dengan puasa sunnah, yaitu apabila dilaksanakan mendapatkan pahala, tetapi apabila ditinggalkan tidak apa-apa.
Selain puasa wajib dan puasa sunnah, ada beberapa puasa yang dilarang oleh Allah sbb:
Puasa pada hari raya, yakni puasa hari raya idul fitri dan idul adha
Puasa pada hari tasyrik, yakni puasa pada tanggal 11,12 dan 13 bulan dzulhijjah.
Puasa wisal, yakni puasa yg dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti.
Syarat wajib puasa
Beragama islam
Baligh
Berakal sehat
Dalam keadaan suci
Muqim ( berada di tempat tinggal, bukan sebagai musafir)
Mampu (mengerjakan puasa)
Syarat sah puasa
Beragama islam
Dalam keadaan suci
Tamyiz ( dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
Berbuka pada waktunya, yakni tidak berpuasa pada hari-hari yg dilarang berpuasa.
Rukun puasa
Rukun puasa adalah hal-hal yang harus dilakukan saat akan berpuasa dan sedang berpuasa, jika ada satu rukun puasa yang tidak dikerjakan , bisa menyebabkan puasa tersebut batal. Rukun puasa adalah sebagai berikut:
Niat puasa, niat puasa harus dilakukan pada malam hari atau menjelang sahur. Boleh dilakukan dalam hati maupun lisan
Menahan diri dari segala sesuatu yg membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.
Hal-hal yang membatalkan puasa:
Makan dan minum dengan sengaja
Muntah dengan sengaja
Memasukan sesuatu ke dalam perut, kerongkongan, berupa makanan yg tidak mengenyangkan, seperti garam.
Dalam kadaan tdk suci
Membatalkan niat puasa
Hilang akal (pingsan, mabuk, gila)
Melihat bulan yang menunjukan 1 syawwal.
Orang yang tidak diperbolehkan untuk tidak berpuasa:
Orang yang tidak diperblehkan puasa ramadhan, tetapi wajib membayar fidyah (pengganti puasa berupa makanan/yg lainnya)
Orang tua yang sangat renta dan tdk lagi mampu utk berpuasa
Org yg sakit dan tdk ada harapan untuk sembuh
Orang yg diperbolehkan tdk berpuasa ramadhan, tetapi wajib (mengganti pada hari lain)
Orang yg sakit masih ada harapan sembuh
Orang yg sedang dlm perjalanan
Org yg dalam keadaan tdk suci
Peremuan yg sedang hamil atau menyusui
Hikmah berpuasa:
Ada beberapa hikmah puasa yang dapat kita ambil, diantaranya sbb:
Menyeimbagkan kebutuhan jasmani dan rohani
Meningkatkan kesehatan tubuh
Membiasaka