Hidup Mandiri

Pemuda Deunong Love Valentine's Day Pumping Heart

Kamis, 30 Maret 2017

SIFAT WANITA-WANITA DI TARIM HADHRAMAUT YAMAN SELATAN


SIFAT WANITA-WANITA DI TARIM HADHRAMAUT YAMAN SELATAN
Mengenai wanita di kota Tarim Hadramaut itu, jauh berbeda dengan sebahagian besar wanita wanita muslimah didunia, bahkan di wilayah-wilayah lain di kota kota yg juga di hadramaut pun sudah banyak yg pudar ketegasan syariahnya, wanita-wanita Tarim itu terbiasa dari sejak kecil dibesarkan dilingkungan ulama, siang malam mereka adalah dengan majelis ilmu, alqur’an, adab, akhlak, tasawwuf, demikian mereka dibesarkan, mereka dibesarkan tidak mengenal musik, tidak kenal kebiadapan, tidak kenal wajah orang fasiq, bahkan para wanitanya itu tidak pernah melihat lelaki selain kakaknya dan pamannya.
Saat mereka menikah, ketika ditanya pada istri apa sih kesannya saat awal berjumpa? ia menjawab : "Saya bingung, seumur hidup saya belum pernah melihat lelaki selain kakak kandung saya, lalu ini ada lelaki asing duduk di kamar saya."
Demikian keadaan mereka, mereka tak pernah menyusahkan suaminya, demikian pula suami pada istrinya, bila susu habis misalnya, atau beras, atau apa saja yg perlu dibeli, mereka tidak berani bicara pada suaminya, karena takut suaminya sedang tidak ada uang, atau sedang sibuk, maka mereka taruhlah bungkus kosong itu kira-kira ditempat yg sekiranya menyolok dan terlihat oleh suaminya. Demikian pula suami, seluruh hajat pasar, sayur dan lainnya suami yg belanja, istrinya boleh saja keluar ke pasar kaum wanita, misalnya belanja baju, atau barang barang khusus wanita, kalau urusan dapur, sayur, beras dll itu tugas suami atau pembantu.
Istri tak pernah mengangkat suara pada suami, tak pernah marah, tak pernah cemberut, bila mereka kesal mereka menangis dan mengadu pada suaminya dengan lirih, itulah marah mereka.
Demikian pula suami, tak pernah marah pada istri, apalagi mencaci, bila sudah sangat kesal atas sesuatu, suami tulis surat pada istri lalu pergi atau tidur, nanti istri menjawab pula, lalu suami menjawab pula, akhirnya keduanya tertawa bersama.
Ajaibnya lagi, agar tidak bercampur antara pria dan perempuan, masyarakat Tarim membuat pasar khusus untuk wanita. Meski begitu, para wanita tersebut tetap mengenakan cadar serta meminimalisir kesempatan untuk ke luar rumah. Maka tidak heran, beberapa tahun lalu masih banyak dijumpai wanita yang selama hidupnya hanya tiga kali ke luar rumah.
Mereka ke luar dari rumah, pertama ketika pada masa kanak-kanak, kedua ketika pindah ke rumah suaminya, dan ketiga ketika menuju kuburan (meninggal dunia).
Oleh karena itu, pantaslah Badan Resmi PBB, Unesco menobatkan Kota Tarim ini sebagai Kota Pusat Kebudayaan Islam pada tahun 2010 lalu.
Subhanallah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar