Hidup Mandiri

Pemuda Deunong Love Valentine's Day Pumping Heart

Jumat, 06 Oktober 2017

Hotel Milik Khalifah Ustman Bin Affan di Madinah

WAQAF SHADAQAH JARIYAH MILIK UTSMAN BIN AFFAN DI MADINAH
Waqaf ini berupa bangunan hotel yang disewakan..
Apakah Anda tahu kalau sahabat nabi khalifah Utsman bin Affan adalah seorang pebisnis yang kaya raya, namun mempunyai sifat murah hati dan dermawan. Dan ternyata beliau radhiallahu ‘anhu sampai saat ini memiliki rekening di salah satu bank di Saudi, bahkan rekening dan tagihan listriknya juga masih atas nama beliau.
Bagaimana ceritanya sehingga beliau memiliki hotel atas namanya di dekat Masjid Nabawi..??
Diriwayatkan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kota Madinah pernah mengalami panceklik hingga kesulitan air bersih. Karena mereka (kaum muhajirin) sudah terbiasa minum dari air zamzam di Mekah. Satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi, SUMUR RAUMAH namanya. Rasanya pun mirip dengan sumur zam-zam. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antri dan membeli air bersih dari Yahudi tersebut.
Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda : “Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).
Adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu yang kemudian segera bergerak untuk membebaskan sumur Raumah itu. Utsman segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan menawar untuk membeli sumur Raumah dengan harga yang tinggi. Walau sudah diberi penawaran yang tertinggi sekalipun Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya, “Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari” demikian Yahudi tersebut menjelaskan alasan penolakannya.
Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu yang ingin sekali mendapatkan balasan pahala berupa Surga Allah Ta’ala, tidak kehilangan cara mengatasi penolakan Yahudi ini.
“Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu” Utsman, melancarkan jurus negosiasinya.
“Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.
“Begini, jika engkau setuju maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu kemudian lusa menjadi milikku lagi demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?” jelas Utsman.
Yahudi itupun berfikir cepat,”… saya mendapatkan uang besar dari Utsman tanpa harus kehilangan sumur milikku”. Akhirnya si Yahudi setuju menerima tawaran Utsman tadi dan disepakati pula hari ini sumur Raumah adalah milik Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di sumur Raumah, silahkan mengambil air untuk kebutuhan mereka GRATIS karena hari ini sumur Raumah adalah miliknya. Seraya ia mengingatkan agar penduduk Madinah mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari, karena esok hari sumur itu bukan lagi milik Utsman.
Keesokan hari Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Yahudi itupun mendatangi Utsman dan berkata “Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin”. Utsman setuju, lalu dibelinya seharga 20.000 dirham, maka sumur Raumahpun menjadi milik Utsman secara penuh.
Kemudian Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu mewakafkan sumur Raumah, sejak itu sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk Yahudi pemilik lamanya.
Setelah sumur itu diwakafkan untuk kaum muslimin… dan setelah beberapa waktu kemudian, tumbuhlah di sekitar sumur itu beberapa pohon kurma dan terus bertambah. Lalu Daulah Utsmaniyah memeliharanya hingga semakin berkembang, lalu disusul juga dipelihara oleh Pemerintah Saudi, hingga berjumlah 1550 pohon.
Selanjutnya pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian Saudi menjual hasil kebun kurma ini ke pasar-pasar, setengah dari keuntungan itu disalurkan untuk anak-anak yatim dan fakir miskin, sedang setengahnya ditabung dan disimpan dalam bentuk rekening khusus milik beliau di salah satu bank atas nama Utsman bin Affan, di bawah pengawasan Departeman Pertanian.
wakaf sahabat usman
Begitulah seterusnya, hingga uang yang ada di bank itu cukup untuk membeli sebidang tanah dan membangun hotel yang cukup besar di salah satu tempat yang strategis dekat Masjid Nabawi.
Bangunan hotel itu sudah pada tahap penyelesaian dan akan disewakan sebagai hotel bintang 5. Diperkirakan omsetnya sekitar RS 50 juta per tahun. Setengahnya untuk anak2 yatim dan fakir miskin, dan setengahnya lagi tetap disimpan dan ditabung di bank atas nama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.
Subhanallah,… Ternyata berdagang dengan Allah selalu menguntungkan dan tidak akan merugi..
Ini adalah salah satu bentuk sadakah jariyah, yang pahalanya selalu mengalir, walaupun orangnya sudah lama meninggal..
sumber : kisahmuslim.com

Nasehat Hasan Al Bashri kepada Umar Bin Abdul Aziz

Berikut ini adalah nasihat al-Hasan al-Bashri kepada Umar bin Abdul Aziz, salah seorang khalifah yang shaleh dari Bani Umayyah. Al-Hasan menasihati beliau tentang hakikat dunia, karena bisa jadi seseorang yang shaleh pun tergelicir ketika memegang kekuasaan tertinggi dan dia membutuhkan nasihat yang mengingatkannya. Apalagi jabatan yang dipegang oleh Umar adalah jabatan yang sangat besar, karena ia adalah salah satu raja yang memegang wilayah terbesar di dunia. Godaan, ambisi, fitnah dunia, dan keinginan untuk menikmatinya bisa saja muncul kala itu.
Al-Hasan al-Bashri menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz, isi surat tersebut menjelaskan tentang hakikat dunia. Teks surat tersebut adalah sebagai berikut:
Amma ba’du.. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah persinggahan dan perpindahan bukan rumah tinggal selamanya.
Adam diturunkan ke dunia dari surga sebagai hukuman atasnya, maka berhati-hatilah. Sesungguhnya orang yang berhasrat kepada dunia akan meninggalkannya, orang yang kaya di dunia adalah orang yang miskin (dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia adalah orang yang tidak berlebih-lebihan di dalamnya. Jika orang yang berakal lagi cerdik mencermatinya, maka dia melihatnya menghinakan orang yang memuliakannya, mencerai-beraikan orang yang mengumpulkannya. Dunia layaknya racun, siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak mengetahuinya akan berambisi kepadanya, padahal, demi Allah itulah letak kebinasaannya.
Wahai Amirul Mukminin, jadilah seperti orang yang tengah mengobati lukanya, dia menahan pedih sesaat karena dia tidak ingin memikul penderitaan panjang. Bersabar di atas penderitaan dunia lebih ringan daripada memikul ujiannya. Orang yang cerdas adalah orang yang berhati-hati terhadap godaan dunia. Dunia seperti pengantin, mata-mata melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi Dzat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang menikahinya.
Wahai Amirul Mukminin, berhati-hatilah terhadap perangkap kebinasaannya, waspadailah keburukannya. Kemakmurannya bersambung dengan kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan membawa kepada kebinasaan dan kefanaan. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, bahwa angan-angannya palsu, harapannya batil, kejernihannya keruh, kehidupannya penderitaan, orang yang meninggalkannya adalah orang yang dibimbing taufik, dan orang yang berpegang padanya adalaah celaka lago tenggelam. Orang yang cerdik lagi pandai adalah orang yang takut kepada apa yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menimbulkan rasa takut, mewaspadai apa yang Allah telah peringatkan, berlari meninggalkan rumah fana kepada rumah yang abadi, keyakinan ini akan sangat terasa ketika kematian menjelang.
Dunia wahai Amirul Mukminin, adalah rumah hukuman, siapa yag tidak berakal mengumpulkan untuknya, siapa yang tidak berilmu tentangnya akan terkecoh, sementara orang yang tegas lagi berakal adalah orang yang hidup di dunia seperti orang yang mengobati sakitnya, dia menahan diri dari pahitnya obat karena dia berharap kesembuhan, dia takut kepada buruknya akibat di akhirat.
Dunia wahai Amirul Mukminin, demi Allah hanya mimpi, sedangkan akhirat adalah nyata, di antara keduanya adalah kematian. Para hamba berada dalam mimpi yang melenakan, sesungguhnya aku berkata kepadamu wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang laki-laki bijak,
‘Jika kamu selamat, maka kamu selamat dari huru-hara besar itu. Jika tidak, maka aku tidak mengira dirimu akan selamat’.
Ketika surat al-Hasan al-Bashri ini sampai ke tangan Umar bin Abdul Aziz, beliau menangis sesenggukan sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya merasa kasihan kepadanya. Umar mengatakan, “Semoga Allah merahmati al-Hasan al-Bashri, beliau terus membangunkan kami dari tidur dan mengingatkan kami dari kelalaian. Sungguh sangat mengagumkan, beliau adalah laki-laki yang penuh kasih terhadap kami (pemimpin), beliau begitu tulus kepada kami. Beliau adalah seorang pemberi nasihat yang sangat jujur dan sangat fasih bahasanya.”
Umar bin Abdul Aziz membalas surat al-Hasan dengan mengatakan:
“Nasihat-nasihat Anda yang berharga telah sampai kepadaku, aku pun mengobati diriku dengan nasihat tersebut. Anda menjelaskan dunia dengan sifat-sifatnya yang hakiki, orang yang pintar adalah orang yang selalu berhati-hati terhadap dunia, seolah-olah penduduknya yang telah ditetapkan kematian sudah mati. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.”
Ketika balasan Umar sampai di tangan al-Hasan, beliau berkata, “Amirul Mukminin benar-benar mengagumkan, seorang laki-laki yang berkata benar dan menerima nasihat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengagungkan nikmat dengan kepemimpinannya, merahmati umat dengan kekuasaannya, menjadikannya rahmat dan berkah.”
Al-Hasan al-Bashri menulis sedikit lagi pesan kepada Umar bin Abdul Aziz dengan mengatakan:
“Amma ba’du, sesungguhnya ketakutan besar dan perkara yang dicari ada di depanmu, dan engkau pasti akan menyaksikannya, selamat atau celak.” (Az-Zuhd, al-Hasan al-Bashri, Hal.169).
Sumber: 
Perjalanan Hidup Khalifah Yang Agung, Umar bin Abdul Aziz, Ulama dan Pemimpin Yang Adil ditulis oleh DR. Ali Muhammad ash-Shalabi. Diterbitkan oleh Darul Haq.
kisahmuslim.com

Rabu, 04 Oktober 2017

SUNAH MEMBACA SHALAWAT KETIKA MAKAN NASI

SUNAH MEMBACA SHALAWAT KETIKA MAKAN NASI
==============================================================
Setiap hari kita mengkonsumsi nasi, dan bahkan nasi adalah di jadikan Alloh untuk kita sebagai makanan pokok, namun jarang dari kita yang mengetahui dari apakah nasi di ciptakan Oleh Alloh…?. Ternyata nasi di ciptakan Alloh dari nur nabi muhamad saw. maka dari itu para ulama menganjurkan agar memperbanyak membaca sholawat saat makan nasi.
Dan kitapun jarang yang mengetahui betapa Alloh telah memberikan barokah yang besar di dalamnya. Bahkan manfaatnya selain menjadi makanan pokok yang sangat di butuhkan oleh tubuh kita, ternyata nasi adalah berfungsi sebagai obat, dan yang menjadi keunikan dari karunia Alloh di dalam nasi, nasi tidak mengandung penyakit di dalamnya. Hal ini telah di sampaikan oleh para ulama, berikut penjelasanya:
Dalam kitab Syarah Sittina Mas alah oleh Al alamah Assyeih Ahmad Al mihi di jelaskan:
ويسنّ الاكثار عنداكله من الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم لانّه كان جوهرا في الجنّة أودع اللّه فيه نور محمّد صلى اللّه عليه وسلّم فلما خرج منه النور المحمّدى تفتّت فخلق منه الارز.(ستّين مسئلة.ص ٦٨)
artinya : Di sunnahkan perbanyak membaca sholawat kepada Nabi muhammad saw ketika makan nasi karena nasi itu adalah mutiara surga yang Alloh titipkan atau letakkan di dalam nya nur Nabi muhammad SAW maka ketika nur muhammadiy keluar maka mutiara itu pecah berkeping2 maka Alloh ciptakan nasi dr mutiara surga. (Sittina mas alah hal:64).
Dan sayyidina. ‘Aliy bin abi tholib pun berkata
عن على ابن ابي طالب كرّم اللّه وجهه انّ كلّ ما انبته الارض فيه دواء و داء الّا الارزّ فانّه شفاء لاداء فيه
Dari sayidina Ali bin abi tholib karomallohu wajhah:”Sesungguhnya setiap sesuatu yang tumbuh di bumi itu mengandung obat dan penyakit kecuali nasi bahwa sesungguhnya nasi mengandung obat dan tdk ada penyakit di dlmnya”.
Dan dari keterangan di atas ternyata nasi ini di ciptakan oleh Alloh dr nur Nabi muhammad saw maka dari itu kita di sunnah kan membaca sholawat kpd Nabi mohammad SAW.
Hal senda juga di sebutkan dalam kitab albajuri oleh Al ‘alamah al fadhil Assyeih Ali bin qosim al bajuri di terangkan :
وتسنّ الصلاة على النبي صلى اللّه عليه وسلّم عند اكله لانّه خلق من نوره.(حاشيه الباجورى على ابن قاسم الغزى،الجزء الأول،ص ٢٦٤)
Artinya: Dan di sunnahkan membaca sholawat kepada Nabi muhammad saw ketika memakan nasi karena nasi di ciptakan dari nur Nabi muhammad Saw.
فان قيل ان الأشياء كلها خلقت من نوره اجيب بانه خلق من نوره بلاواسطة وكل الاشياء التى تنبت من الارض فيها داء ودواء الا الرز فان فيه دواء ولا داء فيه .(حاشيه الباجورى على ابن قاسم الغزى،الجزء الأول،ص ٢٦٤)
Artinya:” jika di tanyakan sesungguhnya setiap sesuatu itu di jadikan dari Nur nabi muhamad saw /. Maka di jawab:
sesungguhnya nasi di jadikan dari Nur nabi muhamad saw. dengan tanpa perantara, dan setiap sesuatu yang tumbuh dari bumi ada obat dan ada penyakit kecuali nasi, sesungguhnya di dalamnya nasi itu ada obat dan tidak ada penyakit di dalamnya (Bajuri juz: 1 hal: 264).
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
ADAB MENCUCI BERAS
=====================================
  • Menggunakan tangan kanan untuk membasuh beras
  • Aduk dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam ( seperti arah tawaf )
  • Membaca :
    ليس لها من دون الله كاشفة
    Laysa lahaa min duunillahi kaasyifah
    ” Tidak ada penyembuh selain dari Allah”
  • Boleh juga baca ” Yaa Latiif ” 3x
  • Ulang basuhan selama 3x atau sampai bersih
  • Sholawat Niatkan dalam hati supaya dilembutkan hati diri sendiri, pasangan dan anak-anak.
Wahai muslimat, adik, kakak, dan ibu-ibu…masaklah makanan anda dengan berdzikir, Insya Allah akan membawa berkah bagi yang memakan.